Monday, October 24, 2011

3 Hari Seribu Rasa


cerita ini hanyalah sebuah karangan fiktif, tak ada hal yang  bersangkutan dengan kenyataan. dan jika  ada kesamaan dengan pengalaman hidup anda semua hanya kebetulan........ Selamat menikmati............ (jangan di kritik pedas, nanti aku kapok
bikinnya)

    3 hari yang lalu saya (sebut saja doni) dan kedua teman saya ichal dan budi pergi ke hutan seberang desa, kami berniat untuk berburu burung. Kami berkumpul di rumahku sekitar pukul 7 pagi, untuk mempersiapkan bekal  ke hutan nanti, dari peralatan berburu, sampai makanan. Dan sekitar pukul 8 pagi kami berangkat dengan menggunakan motor, karna medan yang tidak mungkin untuk kita lalui,  budi menyarankan agar motor tersebut di parkirkan di semak - semak. Awalnya ichal  menolak dengan tegas, maklumlah karena  motor itu baru dibelikan ayahnya seminggu yang lalu, ichal berkata kepada budi, "bagaimana jika motornya hilang, apa kau mau bertanggung jawab?!, seenaknya saja kau bicara!",  sepertinya ichal sangat tersinggung dengan ucapan budi.

    Sekitar 30 menit ichal dan budi beradu mulut, "Kamu tahu sendiri kan chal?, lihat jalan ini, bak sungai kering!, jika kamu memaksakan motormu untuk melewatinya, motormu pasti akan mogok di jalan, dan akhirnya malah akan menyusahkan kita!?" balas budi dengan nada tegas. Namun pada akhirnya ichal menyetujui saran budi agar motornya diparkirkan di semak- semak. kemudian saya membujuk mereka untuk berdamai, walau agak gengsi akhirnya keduanya berjabat tangan. " Jangan cemberut!" kataku.

    Jam 10 pagi kami sampai di tengah hutan, tidak seperti biasanya burung - burung enggan muncul pada hari itu, 1 jam kami mencari namun tidak ada satupun  burng yang kami temui. Kemudian kami memutuskan untuk berpencar, ketika saya hendak melangkah, "aaaaaaaaaaaaaaa!, toloooooooooooong!" teriak budi ketakutan. Seekor ular beracun telah menggigit kaki  budi, kami panik,  budi yang mulai lemas akhirnya tak sadarkan diri, segala cara telah kami lakukan untuk menolong budi, ku hisap racunnya dan mengikat kaki budi dengan sapu tanganku.

    Secepatnya kami membawa budi ke desa terdekat, "bruuuuuuuuuuuuuk!!!!!!!" " astaugfirullah!, chal, ichal!!!!!!!!!!!, bangun chal!" sebuah pohon mati telah rubuh dan mengenai kepala ichal. Saya sangat panik, histeris, takut, melihat kedua temanku terluka parah. Hutan yang sepi, tak ada seorangpun yang berburu atau sekedar mencari kayu bakar di sana dan juga jarak yang masih jauh dari desa membuatku berfikir untuk menyerah," mereka sahabat terbaikku, saya tidak bisa melihat mereka tak berdaya  seperti ini" suara ketakutan dalam batinku.  Kemudian saya berfikir untuk mati bersama mereka di hutan ini.

   Sepucuk senapan angin telah ku keluarkan,  mengarahkannya ke kepalaku.... dan akhirnya...................


                    Bersambung.................